DAEMON X MACHINA: Repetisi Stigma Stereotipe Cerita Mecha
2/4 = Layak Main (10-11 Jam Story Mode)
DAEMON X MACHINA menyajikan aksi mecha yang kencang dan cukup seru, tapi sayangnya dibungkus cerita bertele-tele nan tidak karuan. Antara tunggu diskon atau cari cara lain kalau kamu haus gim mecha baru.
Rilis: 13 September 2019 (Switch); 13 Februari 2020 (PC) |
Platform: Switch, PC (Steam) |
Kooperatif: Ya; 4 pemain |
PVP: Ya |
DAEMON X MACHINA adalah salah satu jenis gim yang luar biasa menyebalkan. Bukan, bukan karena jelek. Grafis kartunnya cukup membedakan judul satu ini di antara lautan Shooter lain, desain mecha-nya variatif dan keren kemungkinan berkat bantuan pencipta serial Macross Shoji Kawamori, gameplay-nya pun cukup menyenangkan dan bisa memacu adrenalin. Sayangnya semua hal itu harus dibalut oleh cerita omong kosong yang bertele-tele soal… transhumanisme? Entah. Saya juga tidak yakin.
Gim ini cukup menarik kalau kamu doyan gim Action bertema mecha atau robot-robotan tapi saya rasa akan sulit merekomendasikannya pada teman-temanmu yang tidak peduli soal mecha.
The Good: Premis dan (Sistem) Permainannya
Ketika Bumi DAEMON X MACHINA dilanda kehancuran karena tertimpa pecahan Bulan, muncul suatu fenomena yang mengakibatkan komputer dan kecerdasan buatan (AI) terinfeksi oleh energi misterius Femto lalu menyerang umat manusia. Kamu pun berperan sebagai seorang Outer, prajurit bayaran bersenjatakan mecha (disebut sebagai Arsenal) yang justru mendapat kekuatan spesial dari radiasi Femto. Bersama sejumlah Outer lain kalian disewa oleh tiga konsorsium berbeda untuk menjalankan tugas-tugas berbahaya melawan pasukan kecerdasan buatan tersebut yang kini dinamai Immortal.
Dengan menjalankan beragam tugas — dibagi dua, misi utama Offer dan sampingan Free Mission –yang diberikan para konsorsium, kamu akan bisa memperkuat maupun sekadar mengubah tampilan mecha-mu; entah itu menjarah komponen-komponen mecha Immortal yang kamu taklukkan maupun mengeluarkan uang untuk membeli/membuat senjata dan suku cadang di Shop atau Factory.
Awal-awal mungkin kamu akan merasa lemah dan tidak bisa terlalu sering bergerak cepat memakai boost, tapi setelah menyelesaikan rangkaian misi tutorial Rank E dan mulai mendapatkan ragam senjata/suku cadang baru, permainan mulai terasa asyik. Kegesitanmu memainkan Arsenal menghindari hujan peluru dan misil lawan secara tajam serta mengatur pemakaian energi Femto sebagai buff akan menjadi kunci utama menyelesaikan tugas dengan cepat.
Belum lagi semua itu diiringi oleh musik-musik seru garapan komponis-komponis yang namanya mungkin tidak terdengar asing bagi penggemar gim-gim Bandai Namco macam Ace Combat dan Tekken (dan THE iDOLM@STER); sebut saja Rio Hamamoto, LindaAi-CUE, dan Katsuro Tajima.
Akan tetapi meski Offer dan Free Mission total memberikan 73 misi berbeda, memainkan DAEMON X MACHINA terasa mudah serta tidak memiliki variasi misi yang banyak. Kadang kamu disuruh menjaga pesawat, melawan Immortal raksasa, tapi utamanya kamu akan berhadapan dengan Immortal kecil atau Arsenal lain; yang bisa terasa cukup menegangkan terutama saat kamu dikepung tiga Arsenal tanpa bala bantuan. Walau begitu kamu tetap bakal jarang menghadapi masalah kekurangan amunisi atau health.
Kalau kamu mencari misi-misi yang lebih menantang, entah kenapa mereka disembunyikan di mode Online Co-op (maksimal empat pemain); menyajikan musuh dengan damage dua kali lipat lebih besar dan HP empat kali lebih tebal bak tertabrak truk tronton yang sedang terbakar. Untungnya kamu bisa memainkan misi kooperatif bersama bot, tapi apakah lebih sulit/mudah/sama seperti meng-carry pemain daring (online), saya tidak akan pernah tahu lantaran tidak ada fitur server/room browser sehingga kita tidak bisa melihat aktivitas pemain daring lainnya.
Banyaknya jumlah karakter sampingan (sekitar 36 karakter) penuh warna dan konflik yang didorong oleh kepentingan tiap konsortium seharusnya dapat menyajikan cerita yang terfokus dan menarik — sayangnya tidak demikian, yang membawa kita ke poin berikutnya.
The Bad: Faksi dan Farming
Seperti yang sudah saya bilang di poin sebelumnya, kamu akan berkenalan dengan sejumlah Outer lain; mereka memiliki kelompoknya masing-masing juga kepribadian yang cukup beragam, misalnya:
- Savior, pemimpin kelompok Five Hells, yang congkak namun mengedepankan sifat ksatria dalam medan pertempuran;
- Artist, anggota regu Bullet Works yang tidak pernah mau diam dan pencinta musik — sampai-sampai punya lagu latar sendiri di medan pertempuran;
- Zoa dan Deva, dua bersaudara ‘pembela keadilan’ yang mengisi tim Steel Knights;
- Klondike, anggota kelompok Outer kriminal Western VII yang melihat segala pertempuran hanya sebagai suatu permainan.
Ditambah kamu bisa merekrut mereka semua sebagai anggota tim untuk misi-misi sampingan. Sayangnya itu semua hanya ‘tipuan’ belaka. Baik keberadaan grup Outer maupun tiga konsortium teknologi — Zen, Horizon, dan Sky Union — sebagai penyedia misi tidak berpengaruh apa-apa terhadap jalannya permainan. Kamu tidak bisa menerima maupun menolak misi dan membangun reputasi dengan perusahaan/grup tertentu demi membuka senjata atau suku cadang mecha eksklusif, contohnya.
Mekanisme mengubah anggota tubuhmu jadi mesin demi meningkatkan kemampuan Outer atau Arsenal juga seharusnya bisa memperdalam tema transhumanisme di DAEMON X MACHINA; mempertahankan tubuh manusia akan memberi buff-nerf status tertentu begitu pula kalau kamu menjadi cyborg. Hal macam itu pun tidak ada meski tiap kali kamu meng-upgrade badan selalu ada suatu peringatan.
Lalu bicara farming, ada alasan kenapa Free Mission (dan Offer, setelah tamat) bisa kamu jalankan berulang-ulang: karena kamu tidak bisa membeli sebagian besar senjata, attachment senjata dan armor, serta bagian tubuh mecha yang kamu butuhkan. Mereka kamu kumpulkan dari mengalahkan Immortal raksasa atau menjarah bongkahan Arsenal yang kamu kalahkan atau temukan di peta permainan. Perlengkapan yang bisa kamu buat di Factory pun tidak memiliki slot attachment untuk meningkatkan kekuatan senjata/mecha-mu, sehingga farming Arsenal di misi-misi tertentu harus sering kamu lakukan kalau ingin meracik kemampuan mecha yang lebih spesifik.
The Ugly: Ocehan Berantakan
Dosa besar yang membuat DAEMON X MACHINA jadi sulit saya rekomendasikan ke khayalak ramai adalah cerita — atau lebih tepatnya penuturannya — yang luar biasa ribet. Sebenarnya ceritanya cukup sederhana tapi entah mengapa; seakan-akan ingin memperkuat stereotip di mata orang awam kalau anime (atau gim bervisual anime) memiliki plot yang membingungkan dan/atau konyol.
Poin-poin cerita datang dan pergi begitu saja seperti angin lalu. Saya ambil contoh menjelang tamatnya gim ini, salah satu karakter memilih pergi ke pihak lawan tanpa alasan jelas, yang tidak sampai satu menit kemudian diungkapkan kalau ternyata dia terpaksa melakukannya karena keluarganya diperas, dan dalam sekejap nggak-ada-angin-nggak-ada-hujan teman kita bisa menyelesaikan hal tersebut. Urutan kejadian sejumlah momen-momen penting juga berjalan terbalik dan kurang masuk akal. Rasanya seperti menyia-nyiakan fanservice mecha dari pengisi suara sekelas Shuichi Ikeda (Char Aznable, Gundam) dan Touru Furuya (Amuro Ray, Gundam).
Langsung saja saya memastikan siapa sosok yang bertanggung jawab atas kompos berbalut ‘naskah cerita’ gim ini di adegan credit-nya (serta membuka laman MobyGames-nya). Ternyata Daisuke Kitazawa dan Kenichiro Tsukuda merupakan pelakunya. Melihat hanya Kitazawa saja yang pernah menulis cerita untuk judul lain, yaitu Digimon Story: Cyber Sleuth, di hari saya menamatkan DAEMON X MACHINA dan mulai merancang ulasan ini saya berjanji tidak akan pernah menyentuh gim tersebut.
Ditambah sepanjang 15,5 jam saya memainkan DAEMON X MACHINA, saya yakin soundtrack Battle Dance cuma terputar satu kali. Saya rasa itu sebenarnya dosa terbesar yang membuat saya kurang menikmati judul mecha satu ini.
DAEMON X MACHINA | Steam – Rp249.999
https://stoplayingame.com/2020/05/15/daemon-x-machina-review/https://i0.wp.com/stoplayingame.com/wp-content/uploads/2020/05/daemonx-06.jpg?fit=800%2C800&ssl=1https://i0.wp.com/stoplayingame.com/wp-content/uploads/2020/05/daemonx-06.jpg?resize=150%2C150&ssl=1UlasanNintendoPCBandai Namco,Marvelous,Nintendo Switch,Steam,XSEED2/4 = Layak Main (10-11 Jam Story Mode) DAEMON X MACHINA menyajikan aksi mecha yang kencang dan cukup seru, tapi sayangnya dibungkus cerita bertele-tele nan tidak karuan. Antara tunggu diskon atau cari cara lain kalau kamu haus gim mecha baru. Rilis: 13 September 2019 (Switch);13 Februari 2020 (PC) Platform:Switch, PC (Steam) Kooperatif:Ya; 4...Unit076Sidharta F. Rasididimaskrenz@yahoo.co.idAdministratorBig boss dari situs gim nggak maju-maju ini. Sudah terpapar video game sejak masih orok, sekarang segala macam game dimainkannya... kecuali horor. Gim favorit: Space Invader Extreme 2, Road Trip Adventure, Pokemon SoulSilver, Warriors Orochi 2, iDOLM@STER SP, Monster Hunter: WorldStoPlayinGame
Bagaimana menurutmu? Tinggalkan komentar atau kesan dan pesan di sini! [Email tidak wajib diisi]