Sekarang ini siapa sih yang nggak kenal dengan Steam? (kalau kita ngomong sama kalangan gamer, ya) Setelah Valve merilis closed beta untuk game MOBA mereka, DOTA 2, banyak orang berbondong-bondong langsung men-download Steam untuk mendapatkan beta key dari Valve sendiri atau download setelah mereka dapat beta key dari orang lain. Tapi jangan salah, Steam itu bukan cuma sekedar portal supaya Anda bisa memainkan DOTA 2 saja!

“Terus apa dong gunanya?” tanya pembaca artikel.

Kita ngomong soal sejarahnya dulu nih.

Steam adalah aplikasi buatan Valve, developer dari serial game PC populer seperti Half-Life, Left 4 Dead, Portal, Counter-Strike, dan juga DOTA 2 tentunya. Valve merupakan developer yang sangat dijunjung tinggi oleh sebagian besar gamer PC karena pengaruhnya atas perkembangan game PC modern. Half-Life, game yang pertama kali mereka buat mendapat sambutan baik dari berbagai macam media game dan hingga kini dianggap sebagai salah satu game FPS klasik karena menjadi FPS pertama dengan cerita yang saling berhubungan dalam tiap chapter tapi tetap setia dengan sifat alami FPS jadul: puzzles and lots of shooting. Mode multiplayernya pun — melalui komunitas modding dan support dari Valve sendiri — melahirkan salah satu game FPS terpopuler sedunia: Counter-Strike.

Tentunya selain Half-Life, yang membuat reputasi mereka sangat baik di mata para gamer adalah bagaimana mereka merespon tanggapan para penggemar game mereka dan komunitas moddingnya, Valve berani mengambil resiko untuk melahirkan game bagus, serta memiliki pendirian yang kokoh mengenai PC gaming. Mereka mempekerjakan para modder yang membuat Counter-Strike dan Team Fortress. Mereka melihat game buatan anak kuliahan, Narbacular Drop, dan mempekerjakan mereka untuk membuat Portal. Mereka mempertahankan integritas mereka dan menolak ketika EA ingin membeli perusahaan mereka. And the main point of this article: Mereka membuat Steam. Platform distribusi, digital rights management, komunikasi, dan online gaming yang paling populer di dunia.

Pada awal kemunculannya di tahun 2003, Steam tidak disambut dengan baik oleh para penggunanya. Programnya buggy, sering crash, dan ketika banyak pengguna mencoba untuk mengakses satu game atau menunggu update koneksinya malah tersendat. Orang-orang merasa Steam itu tidak dibutuhkan dan malah mengganggu. Tidak sampai tahun 2005-2007, dimana game third-party mulai banyak muncul di Steam dan sistemnya jadi lebih baik, semua baru berjalan dengan baik. Pada awal Februari 2011 lalu, Forbes menyatakan bahwa Steam memegang hingga 70% pangsa pasar untuk video game. Dan Steam telah mencapai lebih dari 40 juta pengguna pada Januari 2012. Dibandingkan dengan jumlah pengguna pada 2011 mencapai hingga 30 juta seperti yang tertera di artikel Forbes, Steam berhasil mendapatkan 10 juta pengguna dalam kurun watu satu tahun. Hmm, bagaimana ya keadaannya sekarang?

Dalam 48 jam terakhir, terdapat 5 juta pengguna berbeda yang sedang terlogin dalam Steam. Anda bisa cek sendiri di http://store.steampowered.com/stats/

Jadi apa sih sebenarnya yang membuat Steam itu menarik, selain DOTA 2? Of course it’s the Steam Store, my good friend!

Steam Store itu pada intinya adalah toko game digital dan didalamnya terdapat banyak sekali game yang tersedia untuk dibeli dan dimainkan. Saat ini sudah tersedia hampir 2000 game dalam Steam. From AAA to indie, you name it. Mulai dari game-game keluaran Valve sendiri seperti yang sudah disebutkan sebelumnya; Resident Evil, DmC, Street Fighter dari Capcom; Total War, Sonic, Football Manager dari SEGA; FEAR, Scribblenauts, LOTR Online dari Warner Bros.; Star Wars, Monkey Island dari Lucasarts; hingga Plants vs Zombies dari Popcap.

Tapi yang membuatnya benar-benar spesial bukanlah pilihan gamenya saja, tetapi karena sering adanya diskon yang nggak main-main. Tiap minggu selalu ada diskon, entah itu berupa Daily Deal ataupun Midweek Madness. Sesuai namanya, diskon tersebut bisa berjalan selama satu hari atau satu minggu. Tergantung dari tanggal rilis dan developernya, kadang diskon hanya 30%an atau bisa sampai 75%.

Lumayan tuh NFS, dari harga aslinya $30 jadi $7.5

Puncak diskon-diskon tersebut adalah pada saat liburan panjang seperti Natal atau liburan musim panas. Pada saat “Holiday Sales” tersebut, semua game akan di diskon hingga 50% dan tiap harinya selama sebulan tersebut akan digilir game-game untuk mendapatkan diskon sebesar 76% atau 66%. Dan game-game tersebut dipilih berdasarkan voting oleh para pengguna Steam. Saya sempat dapat Total War 2: Shogun lengkap dengan semua DLCnya hanya dengan Rp50.000an di akhir tahun 2011 kemarin!

Kadang ada juga Developer Bundle. Sesuai namanya, diskon ini berupa bundle game-game yang dibuat oleh developer tertentu yang dijual dengan harga murah daripada membeli satuan sekalipun sudah di diskon. Salah satu bundle yang cukup heboh adalah pada saat THQ bangkrut, dimana Anda bisa mendapatkan hingga 20an game keluaran THQ seperti Darksiders, Saints Row, Dawn of War, dan S.T.A.L.K.E.R. hanya dengan $25. Developer Bundle memang jarang, tapi kalau sedang ada, cukup menggiurkan.

Bahkan kalau Anda nggak punya uang atau susah bayar lewat Paypal, banyak game-game online gratisan yang cukup menarik. Seperti Team Fortress 2, Warframe, Planetside 2, Ragnarok Online 2, dan Realm of The Mad God.

Untuk yang tertarik soal game-game indie atau bahkan ingin membuatnya sendiri, Valve menyediakan tempat khusus yang disebut sebagai Steam Greenlight. Orang-orang akan bisa meng-upload game buatan mereka sendiri ke bagian ini, dan berdasarkan voting dari para pengguna lainnya, game tersebut bisa masuk ke Steam Store.

Last but not least, belum lama ini pada awal 2012 kemarin, Valve meluncurkan layanan Steam Workshop. Layanan yang awalnya digunakan untuk Team Fortress 2 saja akhirnya berkembang menjadi pusat untuk men-download modifikasi game-game lain seperti skin karakter, senjata baru, ataupun fitur-fitur tambahan lain. Semua mod yang Anda download lewat Workshop secara otomatis akan selalu di-update jika versi terbarunya sudah keluar. Selain game buatan Valve, game yang mendukung Steam Workshop antara lain adalah The Elder Scrolls V: Skyrim, Red Orchestra 2, Total War 2: Shogun, Torchlight II, dan Age of Empires II.

Tentunya walaupun semua terdengar sangat menggiurkan, saya tidak akan berbohong kalau Steam masih memiliki kekurangan terutama bagi kita-kita yang tinggal di Indonesia. Masalah terbesar adalah soal transaksi dan sistem digitalnya itu sendiri.

Untuk membeli game tentunya kita perlu duit. Dan gimana cara kita bertransaksi di toko digital yang berbasis internasional? Tentunya pake kartu kredit! Jelas semua orang nggak punya kartu kredit dan nggak semua kartu kredit yang ada di Indonesia bisa diterima oleh Steam. Mereka hanya menerima Visa, Mastercard, Discover, American Express, dan JCB. Berdasarkan pengalaman saya sendiri, sekalipun kartu kreditnya sudah berlambang Visa tapi kadang masih nggak bisa dipakai untuk melakukan transaksi. Kita juga harus berhati-hati ketika memasukkan informasi kartu kredit di internet, mengingat sering terjadi kasus pembobolan sistem — dan Steam pun bukanlah pengecualian.

Alternatifnya, kita bisa menggunakan layanan pihak ketiga untuk melakukan transfer uang seperti Paypal, yang mana sekali lagi masih memerlukan informasi kartu kredit. Sebenarnya Paypal menerima kartu debit, tetapi untuk bank Indonesia perlu cara yang agak ribet agar bisa terdaftar. Saya sendiri belum pernah mencobanya jadi kurang tahu juga.

Alternatif lain, membeli Steam Wallet Code, semacam voucher yang digunakan untuk mengisi dompet virtual kita dalam Steam (yang bisa juga diisi lewat Paypal). Di AS sendiri, voucher ini hanya tersedia di toko Gamestop tapi di Indonesia kita bisa mendapatkannya lewat penjual di forum-forum internet macam Kaskus, Drakuli.net, ataupun toko-toko game lain.

Masalah satunya adalah layanan internet yang tersedia disini. Karena Steam merupakan toko digital, tentunya kita nggak bakal dapat CD instalasi tapi kita harus men-download game yang sudah kita beli. Kalau game-game yang ukurannya kecil hanya beberapa ratus MB mungkin nggak begitu masalah, tapi mengingat banyak game yang berukuran hingga puluhan GB… komputer musti nyala berapa lama?

Download-nya bisa di-pause memang. Menutup aplikasi Steam pun secara otomatis akan mem-pause download dan akan langsung melanjutkannya lagi begitu dinyalakan. Tapi berapa lama harus nunggu supaya kita bisa main game yang kayaknya seru itu?

Kalau Anda menganggap bahwa harus selalu online agar bisa memainkan game yang sudah dibeli, anggapan Anda tidak 100% benar. Walaupun beberapa game memang membutuhkan koneksi internet, mengingat sifatnya sebagai game online, Anda dapat menikmati sebagian besar koleksi game Steam Anda secara offline. Caranya tinggal klik dibagian Profile dan Start in Offline Mode. Maka Steam akan melakukan restart dan masuk ke mode offline. Atau klik Start in Offline Mode ketika Anda menyalakan Steam tanpa menggunakan koneksi internet.

Selain Steam ada juga sistem distribusi game digital lain, seperti GOG.com yang sebagian besar isi katalognya adalah game-game jadul macam Fallout 1 dan 2, Simcity, serta Might and Magic; dan GreenManGaming. Keduanya, layaknya Steam, sering memberikan promo dan diskon yang menarik.

Di GOG, promo diadakan secara reguler. Gaya promosinya beragam dari diskon bundle hingga perlombaan seperti tebak gambar atau kontes review game. Atau dalam kasus GreenMan, pengguna dapat menukar game yang sudah dibeli kedalam kredit toko yang kemudian digunakan untuk membeli barang lain.

Dan walaupun sedikit berbeda, tapi layanan Humble Bundle memberikan banyak bundle game indie yang bisa dibilang “gratis.” Hanya dengan $1 (Rp10.000an), Anda akan bisa mendapatkan hingga lima game indie, tergantung dari bundle yang mereka tawarkan. Biasanya tiap minggu pilihan gamenya di ganti. Uang yang Anda pakai untuk membeli game tersebut pun sebagian besarnya akan diberikan untuk amal!

Tunggu apa lagi, coba lah Anda download Steam dan temukan game-game murah lainnya yang mungkin menarik perhatian Anda. Tidak perlu bingung, jelajahi saja dulu atau bergabung ke grup gamer Steam Indonesia, Indonesian Gamer untuk bertanya-tanya dan mendapatkan teman baru. Mereka suka bagi-bagi game gratis lho!

https://i2.wp.com/stoplayingame.com/wp-content/uploads/2013/05/SteamHeader.jpg?fit=682%2C230&ssl=1https://i2.wp.com/stoplayingame.com/wp-content/uploads/2013/05/SteamHeader.jpg?resize=150%2C150&ssl=1Unit076EditorialPCPC,SteamSekarang ini siapa sih yang nggak kenal dengan Steam? (kalau kita ngomong sama kalangan gamer, ya) Setelah Valve merilis closed beta untuk game MOBA mereka, DOTA 2, banyak orang berbondong-bondong langsung men-download Steam untuk mendapatkan beta key dari Valve sendiri atau download setelah mereka dapat beta key dari orang...and get a life!