Fell Seal: Arbiter’s Mark: Atur Pasukan dan Pengalaman Mainmu Sendiri
Rilis: 16 Agustus 2018 | Platform: PS4, Xbox One, Nintendo Switch, PC (Steam) |
Kooperatif: Tidak | PVP: Tidak |
[Ulasan orisinal Fell Seal: Arbiter’s Mark milik Xaliber (di Steam Community dalam bahasa Inggris)]
Fell Seal: Arbiter’s Mark merupakan satu dari sejumlah gim Turn-Based Tactics independen yang beraspirasi menjadi “penerus” Final Fantasy Tactics garapan Squaresoft (sekarang Square Enix), namun hanya sukses dari segi mekanismenya saja. Walau dari segi kustomisasi dan theorycrafting build karakter, gim ini terbilang bagus, sayang ceritanya yang lemah justru malah membebani keseluruhan gim ini. Kalau saja judul satu ini tidak terselamatkan oleh mekanisme dan diskon, saya tidak akan merekomendasikannya.
Sekarang saya akan membahas sisi jeleknya (The Bad), bagusnya (The Good), dan luar biasanya (The Great) Fell Seal.
The Bad: Konsistensi Plot dan Narasi
Kalau kamu merasa adegan pembuka/pertempuran pertamanya canggung dan agak kekanak-kanakan dalam menyiapkan tone gim ini, kabar buruknya, gaya penulisan gim ini sama sekali tidak akan meningkat dari awal sampai tamat. Setidaknya jika kamu langsung ilfil, kamu bisa langsung meminta refund ke Steam juga.
Bisa dibilang kelemahan terbesar Fell Seal adalah karakternya. Tiga protagonis utamanya bagaikan “boneka-bokeka kayu”: si mentor yang secara moral kaku dan tegas, si murid yang lugu, dan si om-om pelawak namun memiliki masa lalu yang suram. Karakter mereka sama sekali tidak berubah sepanjang cerita gim bahkan setelah melalui berbagai masalah, tantangan, dan kejadian yang mengubah sudut pandang hidup mereka semua. Dan penjahatnya, ya, penjahat banget; mereka busuk, egois, dan tidak memiliki moral. Kadang arogan pula. Ditambah anak buah mereka juga sekadar pengikut yang bahkan tidak mampu berbicara dengan jelas.
Karakter yang klise sih bukan masalah — tapi tidak adanya perkembangan karakter sendiri itu yang menjadi masalah besar. Satu-satunya hal yang berubah adalah kecerdasan karakternya: di satu adegan, karakter utama bisa menyadari tipu muslihat para penjahat; di adegan lain, mereka membutuhkan waktu lama untuk membongkar niatan si penjahat, hanya karena plotnya harus terjadi.
Dialognya juga terbilang jelek. Ada satu contoh ketika seorang penjahat mengancam anak buah mereka yang tidak kompeten, dan mengatakan akan “memecat mereka” jika mengulang kesalahan yang sama. Si bos penjahat ini lalu perlu banget menjelaskan, dan ini saya kutip kata demi kata, “In case that is too ambiguous for you, by ‘retired’, I mean ‘slain.'” (“Kalau masih tidak jelas buatmu, ‘kupecat’ itu berarti ‘kubunuh’.”).
Uuu. Serem banget. Ada banyak contoh dialog-dialog serupa, seakan-akan menunjukkan para penulis ceritanya kebingungan antara ingin membuat karakter-karakternya terdengar cerdas, seram, atau apalah, tidak jelas.
Anehnya, paruh pertama gim terkesan ingin menggunakan gaya tulisan bak Shakespeare seperti di Final Fantasy Tactics: War of the Lions. Tapi masuk ke paruh kedua dan gaya tulisan Inggris flamboyan itu langsung ditinggal begitu saja.
Terakhir, ada ketidakserasian tone cerita yang gagal berpadu dengan mekanisme gimnya. Di satu titik, kita mengungkan masa lalu kelam salah satu karakter dan menemukan cara agar dia bisa mengatasi hal tersebut. Lalu karakter itu mendapat Class spesial… Spymaster, yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan cerita yang baru saja diungkap.
The Good: Musik dan Gameplay yang Efisien
Banyak orang sudah mengomentari grafis dan visual Fell Seal — yang mana saya tidak punya banyak pendapat soal hal itu juga — aspek artistik yang menonjol dari gim ini adalah musiknya. Memang, tidak sebanding dengan komposisi Final Fantasy Tactics yang istimewa, tapi tetap memiliki karakter dan meninggalkan kesan saat menghadapi pertempuran-pertempuran penting. 4 lagu latar, Forest Battle, Hurry Up!, Swamp Battle, dan terutama Menu Music (yang Final Fantasy Tactics banget) sangat menggugah semangat bermain.
Gim ini “merampingkan” beberapa aspek yang item consumable yang sering ada di RPG Tactics. Alih-alih harus mengatur item secara mikro dan akhirnya menimbun terlalu banyak Potion, consumable justru otomatis terisi kembali setelah setiap pertempuran. Kamu tidak perlu membeli Potion, obat Revive, atau obat-obat lain; kamu diberikan jumlah tetap dan jika kamu menginginkan lebih banyak atau yang efeknya lebih bagus, kamu perlu meningkatkan keefektivitasannya melalui crafting.
Crafting-nya juga bukan elemen utama seperti di Monster Hunter atau beragam gim dengan unsur RPG dewasa ini, tapi fiturnya membantu alur permainan sebagai alternatif menarik dari sekadar belanja item. Kamu bisa mendapat perlengkapan yang lebih kuat lebih cepat dan sejumlah item hanya bisa didapat dari crafting.
The Great: Kustomisasi Gim
Fell Seal benar-benar terselamatkan oleh fitur kustomisasi yang luar biasa, dan bisa langsung kamu lihat dari awal menyalakan gimnya.
Gim ini menyajikan tingkat kesulitan yang dapat diatur secara manual dari awal, seperti konfigurasi AI musuh (pengambilan keputusan seperti penggunaan item, prioritas menghidupkan rekan, dll), perlengkapan dan atribut musuh, level scaling, dan sejumlah pengaturan lain. Disediakan pula preset kalau kamu terlalu malas untuk memutuskan sendiri secara detail.
Kalau kamu ingin mengubah lebih banyak hal lagi, kamu bisa dengan mudah mengutak-atik file config di Documents\Fell Seal\customdata_examples — dari EXP yang didapat sampai damage output.
Lalu, setelah pertempuran pertama dan membuka Guild, kamu tidak hanya bisa merekrut karakter baru tapi juga mengubah total tampilan mereka: model dan portrait/ikon karakter masing-masing. Tentu saja, fitur Class dan kustomisasi Ability seperti di Final Fantasy Tactics dan gim-gim sejenis juga tetap ada. Berbicara tentang Class, tiap karakter memiliki 1 Class utama dan 1 Subclass, dengan stat growth dan Ability yang bisa dicampur-aduk, sehingga kamu bisa theorycrafting berbagai macam build sampai sesempurna yang kamu bayangkan.
Serunya lagi, Fell Seal tidak menghukum eksperimentasi pemain, segila apapun kamu menguji coba Class-Class yang ada. Di sini tidak ada “build yang salah” — kalau kamu merasa salah garap, ada fitur untuk mengatur ulang karakter ke Level 1 lagi. Ditambah dengan DLC Missions and Monsters, kamu bisa mengirim karakter-karakter ke misi ber-timer lalu kamu tinggal AFK (away from keyboard) mengerjakan hal lain untuk mengeruk EXP dan Ability Points (serta item dan uang). Timer misi-misi ini juga berjalan meski kamu tidak memainkan gimnya.
Jika kamu ingin mengotak-atik lebih dalam lagi, modding gim ini juga sangat mudah. Cara paling mudahnya adalah dengan mengunduh mod Class Packs dari Nexus Mods (saya rekomendasikan Simon’s Class Pack karena paling balanced) dan/atau membuat perubahan-perubahan sendiri dengan mengubah isi file XML di Documents\Fell Seal\customdata_examples.
Akhir Kata
Fell Seal: Arbiter’s Mark, seperti objek inspirasinya, juga mewarisi kegagalan dalam balancing/penyeimbangan status karakter. Beberapa Class terasa canggung atau bahkan sama sekali tidak berguna dan hanya dipakai untuk skill pasifnya saja. Di level tertentu pun kamu bakal bisa membantai musuh dengan mudah seperti di Final Fantasy Tactics meski sudah memakai tingkat kesulitan yang susah.
Dan seperti yang sudah disebut, penulisan ceritanya benar-benar mudah dilupakan sampai-sampai menyeret gimnya sendiri, membuat memainkan pertempuran opsional dan sidequest lebih menyenangkan daripada membaca interaksi karakter.
Meski begitu, kustomisasi yang dalam dan gameplay yang mulus berhasil mengangkat Fell Seal alih-alih jatuh terjerembap ke dalam lubang gim-gim shovelware. Saya sarankan penggemar Turn-Based Tactics untuk mencicipi gim ini dulu dan lihat apakah cocok atau tidak.
KickBeat | Steam – Rp89.999
https://stoplayingame.com/2022/11/13/fell-seal-review/https://i1.wp.com/stoplayingame.com/wp-content/uploads/2022/11/fellseal-review-06.jpg?fit=800%2C800&ssl=1https://i1.wp.com/stoplayingame.com/wp-content/uploads/2022/11/fellseal-review-06.jpg?resize=150%2C150&ssl=1MicrosoftNintendoPCSonyUlasanNintendo Switch,PS4,Steam,Xbox OneFell Seal: Arbiter's Mark merupakan satu dari sejumlah gim Turn-Based Tactics independen yang beraspirasi menjadi 'penerus' Final Fantasy Tactics garapan Squaresoft (sekarang Square Enix), namun hanya sukses dari segi mekanismenya saja. Walau dari segi kustomisasi dan theorycrafting build karakter, gim ini terbilang bagus, sayang ceritanya yang lemah justru malah...XaliberXaliber Deathlockswordsmaster_xaliber@yahoo.comAdministratorStoPlayinGame
Bagaimana menurutmu? Tinggalkan komentar atau kesan dan pesan di sini! [Email tidak wajib diisi]