ARTS atau Action RTS adalah nama yang digunakan oleh pengembang Dota 2, Valve, untuk merujuk gim bergenre MOBA. Mungkin kamu jarang mendengarnya tapi sejumlah kalangan (dan Wikipedia) juga menyebutnya sebagai nama lain gim-gim ber-gameplay serupa DoTA. Dalam beberapa hal, ARTS terdengar lebih ‘masuk akal’ sebagai nama sebuah genre dibanding MOBA; Multiplayer Online Battle Arena, arena/ruang pertandingan online banyak pemain

Apakah berarti Quake, Counter-Strike, Overwatch, PUBG, Gunbound, GetAmped; semua yang bersifat online, bisa dimainkan banyak orang sekaligus, dan mempertandingkan mereka dalam satu ruang adalah MOBA?

Secara pribadi nama itu definisinya terlalu luas, dan sedikit mengubah makna kutipan Gabe Newell mengenai MOBA, “Aku bahkan tidak tahu apa arti MOBA.”

Ada pula nama lain yang lebih cocok untuk MOBA, tapi itu cerita untuk lain waktu karena untuk saat ini kita hanya akan membahas pemakaian ulang nama ARTS untuk sejumlah gim lain.

ARTS… atau Herzog-like?

Banner ARTS - Herzog Zwei

Cukup adil rasanya bila dibilang bahwa MOBA merupakan turunan Herzog Zwei — gim Strategy 1989 buatan Tecno Soft (Thunder Force) dan diterbitkan SEGA untuk console Sega Genesis/Mega Drive.

Di video di bawah tampak jelas dalam Herzog Zwei, sambil mengendalikan pesawat-yang-bisa-berubah-jadi-robot, kamu harus membangun pasukan/unit dari markas utama lalu mengangkutnya ke posisi-posisi strategis tertentu agar bisa menghancurkan markas lawan di sisi lain peta.

Gameplay yang unik dan cukup maju di masanya membuat Herzog Zwei disebut-sebut sebagai nama yang menginspirasi RTS populer sekelas Warcraft. Bahkan majalah Singapura GameAxis Unwired kurang-lebih mengatakan kalau sistem gim ini dapat meningkatkan intensitas gameplay MOBA,

“A true revival in Herzog Zwei would be the competitiveness of modern multiplayer options. […] likes of DotA, but instead, having fully customizable Command Unit with RPG elements that the player will have full control over while commandeering your army to go into battle with – not just mindless drones that spawn at set intervals.”

Di satu sisi jelas RTS dan MOBA (turunan Warcraft) sangat terpengaruh oleh Herzog Zwei, di sisi lain mengeneralisasi ARTS sebagai Herzog-like seperti halnya Rogue-like dan Souls-like sangat mengekang konsep Action RTS itu sendiri. Justru dari judul ini kita bisa mencoba membongkar unsur penting apa yang harus ada dalam sebuah ARTS.

Lalu Apa Unsur Action + RTS yang Membedakannya dari MOBA?

Banner ARTS - Bladestorm

Dalam ARTS, unsur Action diwakili oleh control.

Sisi control ini datang dari tidak lepasnya fokus pada sebuah Command Unit; individu yang dikendalikan langsung oleh pemainnya. Command Unit berperan baik untuk membangun dan/atau mengendalikan pasukan serta menjadi ujung tombak pertempuran karena memiliki skill-skill tertentu yang hanya bisa dilancarkan pemain.

Lalu RTS diwakili oleh konsep unit management.

Seperti yang sudah disinggung tadi, game Strategy konvensional membutuhkan keberadaan pasukan yang bisa kita kendalikan di medan perang. Sebagian besar kita buat/panggil sendiri dengan mengorbankan sumber daya (Warcraft, Empire at War, Command and Conquer, Company of Heroes, World in Conflict, Age of Empires, Stronghold), sebagian lain memaksa kita memutar otak mengandalkan sejumlah pasukan yang sudah disediakan secara terbatas (Commandos, Total War pas masuk perang, Men of War) — sering disebut juga sebagai gim Tactics terutama jika skala pertempuran lebih kecil.

Meski gim-gim MOBA macam Dota 2, League of Legends, Mobile Legends, Arena of Valor, dan kawan-kawannya memiliki aspek control bahkan resource management pula dengan adanya Gold dan item; tapi mereka tidak punya unit management (kecuali segelintir hero yang bisa memanggil creep mereka sendiri).

Gambar ARTS - Creep Dota

Ditambah para unit (lebih akrab dipanggil creep) secara otomatis muncul dari markas tiap beberapa waktu dan jenisnya tidak akan berubah-ubah. Walau pemain bisa mengandalkan serbuan creep untuk membantu menembus pertahanan lawan, mereka tidak perlu direpotkan dengan memikirkan jenis-jenis unit apa yang cocok dibawa ke dalam pertempuran.

Jadi dengan pengertian ini ARTS bukan sekadar RTS dengan karakter spesial berupa hero di dalamnya. Fokus utama masih pada unit individual yang memiliki kemampuan bertarung sendiri — layaknya sebuah game Action/Shooter biasa — tapi dilengkapi pula kemampuan untuk menggunakan (membangun dan/atau mengendalikan) pasukan saat bertarung.

Maka ada sejumlah gim yang memiliki hubungan lebih dekat dengan RTS maupun Action Strategy yang diusung oleh Herzog Zwei dibandingkan MOBA. Judul-judul inilah yang rasanya layak disematkan nama ARTS.

Sederhananya, Mari Kita Lihat Beberapa Contoh…

Banner ARTS - AirMech

AirMech

Judul gim modern buatan Carbon Games yang rilis via Steam Early Access pada November 2012 (resminya Maret 2018) ini paling cocok disebut sebagai penerus spiritual Herzog Zwei.

Sambil mengendalikan sebuah pesawat-robot kamu juga harus membangun pasukan untuk menaklukkan markas musuh; walaupun di sini kamu nggak bisa mengangkut pasukan.

WARSHIFT

Mirip AirMech, dalam judul satu ini kamu mengendalikan sebuah pesawat yang bisa berubah-ubah — bahkan jadi kapal selam — untuk menghadapi lawan dan markas mereka.

Bedanya untuk sisi unit management, kamu harus berpindah ke sudut pandang RTS/mata burung agar bisa membuat pasukan di markas serta mendirikan bangunan-bangunan pendukung macam turret atau pengumpul sumber daya di lokasi-lokasi tertentu.

Kessen III

  • Platform: PS2

Koei Tecmo memang terkenal karena serial Warriors-nya, tapi mereka juga suka memproduksi serial gim Strategy macam Romance of the Three Kingdoms, Nobunaga’s Ambition, dan yang paling unik: Kessen. Dua judul pertama masih memiliki gameplay seperti RTS biasa. Namun judul ketiganya bisa dibilang merupakan salah satu ARTS.

Video di atas tidak menggambarkan keseluruhan gimnya. Bukan cuma satu peleton saja, di luar pertempuran kamu akan bisa merekrut jendral-jendral perang dengan skill-nya masing-masing lalu berpindah-pindah kendali antara satu sama lain di medan perang.

Bahkan ada skill Rampage yang memungkinkanmu mengendalikan hanya satu karakter untuk memporak-porandakan pasukan musuh secara langsung, seperti yang terlihat di menit 4:54.

Kingdom Under Fire

  • Platform: PC, Xbox, PS4

Meski baru dinikmati kebanyakan gamer Indonesia dalam bentuk MMO bernama Kingdom Under Fire 2, serial perang garapan studio Phantagram asal Korea Selatan ini lahir sebagai sebuah RTS PC; kemudian bertransformasi menjadi ARTS eksklusif Xbox (orisinal, bukan 360), Kingdom Under Fire: The Crusaders.

Di map kamu akan mengendalikan beberapa peleton infantri yang dipimpin seorang hero. Saat berhadapan dengan pasukan musuh, maka kamu akan mengendalikan sang hero lengkap dengan kombo-kombo untuk kamu lancarkan.

Blueside selaku penerbit sempat menjanjikan KUF II rilis di Xbox 360 dan PS3, namun Blueside sempat dikabarkan mengalami masalah internal yang mengakibatkan pengembangan kedua versi dibatalkan. Selain itu tidak diketahui apakah Phantagram masih terlibat dalam penggarapan KUF II versi PC.

Ninety-Nine Nights

  • Platform: Xbox 360

Setelah Kingdom Under Fire, Phantagram melanjutkan konsep ARTS mereka dengan Ninety-Nine Nights eksklusif untuk Xbox 360, berkolaborasi dengan Q Entertainment (Lumines, Child of Eden, Rez HD).

Dibanding KUF unsur unit management game ini amat sederhana dan lebih mengutamakan kombo Command Unit tidak jauh dari Dynasty Warriors, tapi memerintahkan dua pasukan (jenisnya dipilih sebelum masuk pertempuran) yang kamu bawa dengan tepat dapat membantumu mengalahkan bos-bos musuh lebih mudah. Contoh pengategorian ARTS yang paling dasar.

Sementara itu Phantagram lepas tangan dari sekuelnya yang dikembangkan oleh Q Entertainment dan feelplus (Ju-on: The Grudge, No More Heroes: Heroes’ Paradise, MindJack). Selain gameplay makin banting setir ke arah Warriors, Ninety-Nine Nights II pun juga jadi ladang meme berkat sang produser Tak Fujii.

Brütal Legend

Gim Oktober 2009 garapan Double Fine (Psychonauts, Costume Quest, Broken Age) yang sempat melejit karena mengusung suara Jack Black sebagai karakter utamanya, Eddie Riggs.

Secara garis besar merupakan gim Action standar, namun beberapa level (dan mode multiplayer) berukuran map luas memiliki unsur RTS di dalamnya.

Bukan cuma mengendalikan Eddie, kamu akan bisa membangun dan memberi perintah pada pasukan untuk melindungi panggung konsermu sendiri sekaligus menyerang panggung konser lawan. Unsur ARTS ini meski unik mendapat komentar keras dari kritikus dan gamer umum saat rilis karena muncul secara tidak terduga. Judul yang bisa ditengok kalau kamu penggemar musik Metal atau ingin gim Action bertema tidak biasa.

Bladestorm

Nah selain Kessen, Koei Tecmo juga punya percobaan Strategy lain berjudul Bladestorm. Mengangkat tema Perang 1.000 Tahun di Eropa, kamu akan berperan sebagai tentara bayaran baik untuk pasukan Inggris maupun Perancis.

Berbeda dari serial Warriors, bertarung sendirian sangat berbahaya jadi kamu harus menyewa infantri atau kavaleri untuk ditambahkan ke pasukanmu. Beramai-ramai kamu dan pasukanmu pun akan menyerang musuh (menggunakan serangan biasa maupun skill) sambil menjalankan kontrak berupa tugas tertentu di medan perang.

Aslinya Bladestorm: The Hundred Years’ War rilis untuk Xbox 360 dan PS3 pada November 2007 silam, tapi Koei Tecmo kemudian merilis remake-nya, Bladestorm: Nightmare, dengan peningkatan grafis dan skenario tambahan berelemen fantasi, pada Maret 2015. Joan of Arc gim ini pun sempat tampil di Warriors Orochi 3.

Kemungkinan masih ada beragam gim lain yang mengusung sistem serupa tapi tetap memiliki perbedaan mencolok dibanding MOBA standar. Bagaimana menurut kamu sendiri, apakah subgenre ARTS ini perlu hidup sendiri di luar bayang-bayang MOBA dan RTS?

https://i2.wp.com/stoplayingame.com/wp-content/uploads/2019/06/arts-05.jpg?fit=150%2C150&ssl=1https://i2.wp.com/stoplayingame.com/wp-content/uploads/2019/06/arts-05.jpg?resize=150%2C150&ssl=1Unit076EditorialARTS,MOBA,StrategyARTS atau Action RTS adalah nama yang digunakan oleh pengembang Dota 2, Valve, untuk merujuk gim bergenre MOBA. Mungkin kamu jarang mendengarnya tapi sejumlah kalangan (dan Wikipedia) juga menyebutnya sebagai nama lain gim-gim ber-gameplay serupa DoTA. Dalam beberapa hal, ARTS terdengar lebih 'masuk akal' sebagai nama sebuah genre dibanding...and get a life!